“Sistem
Sirkulasi Pada Hewan Kecil Dan Hewan Besar ( Kucing Dan Kuda) Beserta Gangguannya”
A.
Sistem
Peredaran Darah Pada Hewan Besar ( Kuda)
a.
Klasifikasi Kuda
Kingdom :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Mamalia
Ordo :
Perissodactyla
Famili :
Equidae
Genus :
Equus
Spesies :
Equus caballus
Gambar
1. Organ Sistem Peredaran Darah pada Kuda
(sumber
: Irish hors)
bA Sistem Peredaran Darah pada Kuda
Sistem
sirkulasi kuda terdiri dari darah, jantung dan sistem pembuluh darah diseluruh
tubuh. Arteri-arteri mempunyai dinding yang tebal, merupakan pembuluh-pembuluh
otot yang membawa darah dari jantung. Pembuluh-pembuluh ini bercabang dan ukurannya
semakin kecil dan berkembang menjadi arteriol (arteri-arteri kecil) dan
akhirnya menjadi apa yang disebut capillary bed (tempat pertukaran
cairan dan nutrisi). Kapiler-kapiler bersatu membentuk vena kecil, dan
vena-vena ini bergabung membentuk vena dengan ukuran lebih besar yang kembali
membawa darah menuju jantung. Arteri pulmonalis membawa darah dengan
sedikit oksigen dari jantung ke paru-paru, dan darah kaya akan oksigen dikirim
kembali menuju jantung lewat vena pulmonalis.
Gambar 2.
Peredaran darah pada mamalia
(Sumber : Biology Concepts &
Connections, 2006)
Ventrikel kanan memompa darah ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ketika darah mengalir melalui hamparan
kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan melepaskan
karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-paru melalui
vena pulmonalis ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah yang kaya oksigen
mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel tersebut membuka dan atrium
berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri akan memompa darah yang kaya oksigen
keluar ke jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel
kiri melalui aorta, yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju keseluruh
tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner, yang mengirimkan darah
ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga cabang-cabang yang menuju ke
hamparan kapiler di kepala dan lengan (atau tungkai depan). Aorta terus
memanjang ke arah posterior, sambil mengalirkan darah yang kaya oksigen ke
arteri yang menuju ke hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki (tungkai
belakang).
Di dalam masing-masing organ
tersebut, arteri akan bercabang menjadi arteriol, yang selanjutnya akan
bercabang menjadi kapiler, dimana darah melepaskan banyak oksigennya dan
mengambil karbondioksida yang dihasilkan oleh respirasi seluler. Kapiler akan
menyatu kembali membentuk venula, yang akan mengirimkan darah ke vena. Darah
yang miskin oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke dalam suatu
vena besar yang disebut vena cava anterior (superior). Vena besar lainnya
yang disebut vena cava posterior (inferior) mengalirkan darah dari bagian tubuh
utama dan tungkai belakang. Kedua cava itu mengosongkan darahnya ke dalam
atrium kanan, sebelum kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir ke dalam
ventrikel kanan .
Darah sebelum
masuk kembali ke jantung terlebih dahulu masuk ke dalam suatu organ yang
disebut sistem portae. Pada mamalia
hanya terdapat satu sistem portae yaitu sistem portae hepatica.
Sistim
peredaran darah pada hewan kecil (Kucing )
Gambar 3. Sistem
peredaran darah pada kucing
Sama halnya seperti mamalia lainnya, pada kucing darah
miskin oksigen dari tubuh kembali ke atrium kanan melalui anterior dan
posterior venae cavae (tunggal, vena cava). Dari sana, dipompa ke ventrikel
kanan, yang memompa melalui arteri pulmonary ke paru-paru untuk reoxygenation.
Dari paru-paru, darah beroksigen kembali ke jantung melalui vena pulmonary ke
atrium kiri. Darah kemudian memasuki ventrikel kiri, yang memompa melalui aorta
dan arteri ke seluruh tubuh. Perhatikan bahwa pembuluh ditentukan berdasarkan
arah aliran darah di dalamnya (menuju atau jauh dari jantung), bukan pada jenis
darah itu membawa (mengandung oksigen atau yang tidak mengandung oksigen). Vena
membawa darah menuju jantung, dan arteri membawa darah dari jantung (Luliis,
2007).
C.
Gangguan
sistem sirkulasi
a. Pada kuda
Sistem peredaran darah kuda dapat
mengalami gangguan. Gangguan dapat terjadi pada organ sistem peredaran darah
maupun karena faktor lainnya.
Sklerosis
Arteri mempunyai sifat elastis. Oleh
karena itu, ketika tekanan darah dalam keadaan maksimum, arteri
mengembang untuk mengimbangi tekanan darah. Namun, seiring dengan
pertambahan usia, dinding arteri kehilangan elastisitasnya akibat
penimbunan zat kapur. Keadaan inilah yang disebut arteriosklerosis. Hilangnya elastisitas arteri, memengaruhi jumlah
darah yang melewati arteri dan akhirnya akan berpengaruh juga terhadap jumlah
oksigen yang tersebar ke seluruh tubuh. Orang yang memiliki kadar kolesterol
tinggi dalam darahnya, di permukaan atau dinding dalam arterinya dapat
terakumulasi deposit lemak. Hal tersebut dapat memengaruhi volume darah yang
mengalir dan jumlah oksigen yang disebarkan. Jenis sklerosis ini disebut atherosklerosis.
Atherosklerosis dan arteriosklerosis
merupakan penyebab beberapa hal sebagai berikut.
1.
Kekurangan oksigen pada
organ-organ tertentu. Jika kekurangan oksigen terjadi di jantung, sebagian otot
jantung akan mati dan memengaruhi kinerja jantung.
2.
Meningkatkan tekanan darah
secara keseluruhan. Jika mencapai tingkatan tertentu, tekanan yang tinggi ini
dapat menyebabkan pecahnya kapiler darah. Jika kapiler darah yang pecah
tersebut terjadi di otak, sebagian otak akan mengalami gangguan akibat pasokan
udara dan glukosa yang terhambat.
3.
Penumpukan lemak di arteri
koroner dapat menghambat sel-sel darah. Penumpukan sel-sel darah ini dapat
memicu reaksi pembekuan darah, seperti yang terjadi pada luka.
b. Pada kucing
Anemia
Seperti manusia, kucing dapat, dan
sering menderita anemia. Kondisi, yang dikenal sebagai anemia kucing, adalah
hasil dari jumlah sel darah merah yang rendah yang mengarah pada pengurangan
tingkat oksigen ke seluruh sistem kucing. Penyakit ini disebut juga penyakit
kurang darah. Hal tersebut dikarenakan kekurangan hemoglobin, kekurangan sel
darah merah, atau kekurangan zat besi (Fe). Anemia sering merupakan akibat dari
penyakit ginjal, yang menyebabkan kekurangan hormon eritropoietin. Ketika
tingkat erythropoietin berkurang, sumsum tulang menerima rangsangan yang lebih
sedikit untuk menghasilkan sel darah merah.
Feline Anemia juga bisa disebabkan oleh
kutu atau parasit lainnya. Beberapa kucing telah mengembangkan kondisi setelah
mengalami kehilangan darah yang parah, baik dari trauma atau melalui penyebab
internal, seperti perdarahan ulkus atau tumor.
Dalam kasus lain, anemia kucing adalah
hasil lain penyakit kucing yang disebut feline leukemia, kanker atau
immunodeficiency virus kucing. Penelitian juga menunjukkan bahwa kucing banyak
mendapatkan anemia sebagai akibat dari menelan zat beracun. Zat ini dapat
sebagai jinak sebagai aspirin atau Tylenol, yang mengapa adalah penting untuk
tidak pernah memberikan obat over-the-counter manusia untuk kucing atau hewan
peliharaan lainnya.
Gejala Anemia Kucing Feline menderita
anemia kucing umumnya menunjukkan gejala-gejala berikut:
1.
Detak jantung tidak teratur
2.
Kehilangan nafsu makan
3.
Berat badan menurun
4.
Mual
5.
Lemas
6.
Kerentanan terhadap dingin
7.
Perubahan warna hidung,
lidah dan / atau gusi
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil
A. 2008. Biology 8th Edition. United States of America: Pearson Education,
Inc.
Helmer, Peter, dkk.
2005. Clinical Anatomy and Physiology.
London: Elsevier Saunders.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT. Kanisius
Luliis, Gerardo De & Dino Pulera. 2007. Dissection
of Vertebrae. United State of America: University of Toronto.
Comments
Post a Comment